Senin, 21 Desember 2015

gelatin



LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL IKUTAN DAN LIMBAH OLAHAN PETERNAKAN

                             PEMBUATAN PRODUK BAHAN GELATIN DENGAN BEBERAPA PROSES DARI KULIT                                                                                                                                     SAPI










Sofyan Hidayat

11281104557
Dibimbing Oleh:

Dr. Zulfikar
Endah Purnamasari, S.Pt., M.Si


LABORATORIUM KIMIA DAN NUTRISI
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU  
2015







Identitas Buku Laporan Praktikum



Nama
:
Sofyan Hidayat
Nim
:
11281104557
Lokal
:
E ILMU PETERNAKAN
Semester
:
6 (enam)

Buku laporan praktikum ini digunakan
Dalam pembuatan laporan praktikum

Telah diselesaikan dan dilaporkan pada
Hari/Tanggal :


Senin, 15 – 06 – 2015



Diterima oleh asisten praktikum :

Ttd







(                                               )















Kata Pengantar

            Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan izin rahmat dan berkah-Nya, sehingga Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil dan Limbah Olahan Peternakan ini dapat tersusun. Penuntun praktiku ini disusun untuk pelaksanaan praktikum bagi mahasiswa/I yang mengikuti mata kuliah Teknologi Pengolahan Hasil Ikutan dan Limbah Olahan Peternakan.
            Penuntun ini mencakup kajian mengenai pengujian kualitas dari Gelatin yang diproses dari mulai kulit yang masih mentah hingga menjadi produk Gelatin yang siap digunakan. 
 Penulis berharap semoga penuntun praktikum ini dapat berguna bagi meningkatkan kemampuan para mahasiswa terutama dalam mengaplikasika materi perkuliahan di lapangan. Selain itu, Penulis juga mengharapkan kritik, saran dan masukan yang bermanfaat untuk perbaikan dan kesempurnaan penuntun praktikum ini. Semoga penuntun ini bermanfaat bagi semua yang membaca, Amin.





Pekanbaru, 8 Juni 2015-06-08

Praktikan,


Petunjuk Pelaksanaan Praktikum

1.      Praktikum harus hadir 15 menit sebelum praktikum dilaksanakan dan bagi mahasiswa yang terlambat tidak dibenarkan mengikuti praktikum sebelum mendapatkan izin dari asisten atau dosen pembimbing.
2.    Praktikum harus hadir pada semua kegiatan praktikum dan yang tidak dapat hadir karena sesuatu hal, harus melapor dengan koordinator praktikum.
3.      Setiap kali praktikum akan diadakan quiz praktikum.
4.      Selama praktikum berlangsung praktikan harus :
a.       Bekerja dengan tenang dan tertib.
b.      Menonaktifkan telepon seluler.
c.       Melakukan pengamatan dengan benar dan jujur.
d.      Mematuhi semua peraturan dan petunjuk dosen/asisten.
5.      Bacalah dengan seksama penuntun praktikum pada setiap objek yang dilakukan.
6.      Periksa semua alat dan bahan yang diperlukan untuk percobaan yang akan dilakukan.
7.      Berhati-hatilah bekerja terutama pada saat menggunakan.
8.      Tidak dibenarkan makan, minum, dan merokok selama praktikum berlangsung.







Daftar Isi

Identitas Buku Laporan Praktikum ................................................................. I
Kata Pengantar ................................................................................................ II
Petunjuk Pelaksanaan Praktikum ..................................................................... III
Daftar Isi ......................................................................................................... IV
Daftar Tabel ..................................................................................................... V
Daftar Gambar ................................................................................................. VI
BAB      I      PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Praktikum .................................................... 1
2.      Tujuan Praktikum ................................................................. 3
3.      Manfaat Praktikum ............................................................... 3
BAB      II    TINJAUAN PUSTAKA
1.      Pengertian Gelatin ................................................................ 4
2.      Kulit dan Kandungan Gelatin .............................................. 6
BAB      III   MATERI DAN METODE
1.      Waktu dan Tempat Praktikum ............................................. 8
2.      Materi dan Alat Praktikum ................................................... 8
3.      Metode yang digunakan ....................................................... 8
BAB      IV   PEMBAHASAN
BAB      V    PENUTUP
1.      Kesimpulan ........................................................................... 12
2.      Saran ..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA




DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                     Halaman
1.             Skema Pembuatan Gelatin dari Kulit Sapi ................................. ........... 9






















DAFTAR GAMBAR

Gambar                                                                                                 Halaman
1.             Gelatin .................................................................................................... 4
2.             Kulit dan Strukturnya ............................................................................ 7
3.             Hasil praktikum kelompok 3 Gelatin Kulit Sapi .................................... 10








BAB    I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Praktikum
Gelatin merupakan salah satu jenis protein yang diperoleh dari kolagen alami yang terdapat dalam kulit tulang. Gelatin banyak digunakan untuk berbagai keperluan industri, baik industri pangan maupun non-pangan karena memiliki sifat yang khas, yaitu dapat berubah secara reversible dari bentuk sol ke gel, mengembang dalam air dingin, dapat membentuk film, mempengaruhi viskositas suatu bahan, dan dapat melindungi koloid. Industri yang paling banyak memanfaatkan gelatin adalah industri pangan. Dalam industri pangan, menurut LPPOM MUI (2008) gelatin digunakan sebagai pembentuk busa(whipping agent), pengikat (binder agent), penstabil (stabilizer), pembentuk gel (gelling agent), perekat (adhesive), peningkat viskositas (viscosity agent), pengemulsi (emulsifier), finning agent, crystal modifier, dan pengental (thicneker). Industri pangan yang membutuhkan helatin anatar lain industri konfeksioneri, produk jelly, industri susu, margarin dan food suplement.
Gelatin adalah hidrokoloid yang berasal dari hewan yang berfungsi untuk meningkatkan kekentalan dan membentuk gel dalam berbagai produk pangan. Penggunaan gelatin yang sangat luas menyebabkan kebutuhan akan gelatin semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sampai saat ini di Indonesia belum terdapat suatu industri baik skala kecil maupun menengah yang menghasilkan gelatin, sehingga kebutuhan akan gelatin selalu diperoleh dengan import yang berasal dari Jepang, Amerika, Argentina dan Perancis. Bahan baku yang digunakan dalam industri gelatin berasal dari kulit babi, kulit ternak (limbah industri penyamakan kulit) dan tulang.
Gelatin yang ada di pasaran umumnya diproduksi dari kulit dan tulang sapi atau babi. Gelatin digunakan pada industri makanan, farmasi, obat-obatan, dan industri lainnya. Penggunaan di bidang pangan diantaranya untuk produk permen, coklat, hasil olah susu, es krim dan produk daging. Gelatin juga digunakan dalam produk kosmetik, tablet, kapsul, perekat (lem), pelapis kertas dan pembuatan film untuk fotografi. Dalam produk-produk pangan gelatin terutama karena kemampuannya sebagai penstabil dan pengemulsi produk-produk pangan. Sebagai pengemulsi artinya gelatin dapat membuat atau mencampur minyak dan air menjadi campuran yang merata. Sebagai penstabil, artinya campuran tersebut stabil atau tidak pecah selama penyimpanan.
Pemanfaatan kulit ternak seperti sapi sendiri banyak dilakukan untuk kepentingan manusia sesuai dengan perkembangan zaman. Dari keseluruhan produk sampingan hasil pemotongan ternak seperti sapi , maka kulit merupakan produk yang memiliki nilai ekonomis yang paling tinggi. Berat kulit sapi, kambing atau kerbau berkisar 7-10 % dari berat tubuh hewan tersebut. Secara ekonomis pun kulit memiliki harga berkisar 10-15% dari harga ternak (Djojowidagdo, 1999).

Sebelum era krisis moneter, pihak pemerintah dengan syarat tertentu masih mengijinkan industri-industri  penyamakan kulit untuk mengimpor kulit mentah dan awetan dari luar negeri, dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kulit dalam negeri yang belum mencukupi. Namun sejak dimulainya krisis moneter, pemerintah akhirnya mengeluarkan suatu kebijakan untuk melarang impor kulit mentah maupun kulit setengah jadi luar negeri dengan alasan tingginya harga dasar barang (naik ± 300-400%) dan pjak impor yang harus ditanggung oleh importer akibat fluktuasi rupiah oleh mata uang asing. Dengan langkah kebijakan tersebut tentunya pengusaha dalam negeri harus menyediakan bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ini menimbulkan masalah baru mengenai apakah kulit yang dihasilkan dalam negeri bermutu baik atau dapat memenuhi standara nasional yang ditetapkan? Hal ini menggambarkan bahwa pentingnya kita mempelajari masalah penanganan bahan baku hasil samping, salah satunya  seperti kulit sapi ini sehingga dapat mendatangkan keuntungan serta dapat bersaing di pasar internasional. Sebagai langkah awal maka sangatlah penting untuk mempelajari terlebih dahulu struktur dan kimiawi kulit sapi sehingga dapat di tangani secara tepat.



2.      Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ikutan dan Limbah Olahan Peternakan dalam pembuatan Gelatin yaitu:
a.       Untuk mengetahui bagaimana proses-proses dalam membuat gelatin dari kulit sapi hingga menjadi produk akhir yang baik.
b.      Untuk mengetahui kepada mahasiswa bahwa produk gelatin dari kulit ini sangat bagus untuk penggunaan dimasa mendatang sehingga mahasiswa dapat membuatnya sendiri.

3.      Manfaat Praktikum
Manfaat dari Praktikum ini diharapkan :
a.       Dapat memberikan informasi ilmiah kepada para mahasiswa dan pembaca sekalian tentang pembahasan gelatin kulit sapi.
b.      Dapat memberikan pengetahuan umum kepada masyarakat bahwa gelatin ini mudah digunakan dalam dunia pangan dan sebagai pengganti bahan utama pangan.
c.       Dapat menjadi terobosan teknologi dalam dunia pangan.
d.      Dapat memberikan informasi yang berkaitan pemafaatan limbah dari peternakan.






BAB    II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.       Pengertian Gelatin
Gelatin berasal dari bahasa latin ”gelare” yang berarti membuat beku dan merupakan senyawa yang tidak pernah terjadi secara alamiah (Septriansyah, 1998). Adapun pengertian gelatin menurut Bender (1998), merupakan protein larut air yang diperoleh dari kolagen dengan perebusan tulang dalam air. Gelatin adalah produk yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen, meliputi kolagen kulit, membran, tulang, dan bagian tubuh berkolagen lainnya. Sumber bahan baku gelatin dapat berasal dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi ((kulit) dan ikan (kulit).
Gambar 1. Gelatin.
Gelatin merupakan molekul polipeptida bersifat amfoter yang berasal dari kolagen yang merupakan protein utama penyusun jaringan hewan (kulit, tulang dan tendon). Gelatin banyak digunakan dalam industri sebagai bahan tambahan yang berfungsi sebagai stabilizer dan emulsifier sehingga dapat membuat dan mempertahankan sistem emulsi. Industri yang menggunakannya meliputi industri pangan, farmasi, kosmetika, fotografi dan lain-lain (Gomez et al., 2009).
Gelatin mempunyai titik leleh 35°C, di bawah suhu tubuh manusia. Titik leleh inilah yang membuat produk gelatin mempunyai karakteristik yang unik bila dibandingkan dengan bahan pembentuk gel lainnya seperti pati, alginat, pektin, agar-agar dan karaginan yang merupakan senyawa karbohidrat (Gomez dan Montero, 2001). Secara fisik dan kimia, gelatin berwarna kuning cerah atau transparan, berbentuk serpihan atau tepung, berbau dan berasa, larut dalam air panas, gliserol dan asam asetat serta pelarut organik lainnya. Gelatin dapat mengembang dan menyerap air 5-10 kali bobot asalnya (Raharja, 2004).
Berdasarkan proses pembuatannya terdapat dua jenis gelatin yaitu Tipe A dan Tipe B. Gelatin Tipe A diproduksi melalui proses asam sedangkan Tipe B diproduksi melalui proses basa. Pada proses pembuatan gelatin Tipe A melalui proses asam, bahan baku diberi perlakuan perendaman dalam larutan asam organik seperti asam klorida, asam sulfat, asam sulfit atau asam fosfat, sedangkan proses produksi gelatin Tipe B melalui proses basa, perlakuan yang diberikan adalah perendaman dalam air kapur, proses ini sering dikenal sebagai proses alkali (Utama, 1997). Gelatin Tipe A biasanya berasal dari kulit babi, sedangkan gelatin Tipe B terutama berasal dari kulit dan tulang ruminansia (Imeson, 1992).
Gelatin tipe A dihasilkan dari proses asam, yang umumnya dihasilkan dari kulit babi, dimana molekul kolagennya muda, sedangkan gelatin tipe B dihasilkan dari proses asam dan basa, yang umumnya diperoleh dari tulang dan kulit sapi, dimana molekul kolagen helix ulir tiga (triple helix) lebih tua, ikatan silangnya lebih padat dan kompleks. Pada umumnya proses asam digunakan untuk bahan baku yang relatif lunak, sedangkan proses alkali diterapkan pada bahan baku yang relatif keras (GMAP, 2007).
Asam mampu mengubah serat kolagen triple helix menjadi rantai tunggal, sedangkan larutan perendaman basa hanya mampu menghasilkan rantai ganda. Hal ini menyebabkan pada waktu yang sama jumlah kolagen yang dihidrolisis oleh larutan asam lebih banyak daripada larutan basa. Karena itu perendaman dalam larutan basa membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghidrolisis kolagen (Ward and Court, 1977).
Salah satu sifat fisik gelatin yang menentukan mutu gelatin adalah kemampuannya untuk membentuk gel yang disebut kekuatan gel. Kekuatan gel dipengaruhi oleh pH, adanya komponen elektrolit dan non elektrolit serta bahan tambahan lainnya. Sifat fisik lainnya adalah titik pembuatan gel, warna, kapasitas emulsi dan stabilitas emulsi. Ditambahkan oleh Poppe (1992) sifat fisik penting lainnya adalah viskositas. Viskositas terutama dipengaruhi oleh interaksi hidrodinamik antar molekul gelatin, selain dipengaruhi suhu, pH dan konsentrasi.


2.2.       Kulit Sapi dan Kandungan Gelatin
Kulit merupakan lapisan terluar yang terdapat hampir pada semua makluk hidup termasuk pada sapi. Kulit banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan juga aneka kerajinan. Kulit yang digunakan biasanya didapat dari hewan-hewan seperti sapi, domba, kambing dan lain-lain. Berbagai hewan mempunyai kulit yang berbeda sesuai dengan bentuk tubuhnya. Pada umumnya kulit dibagi menjadi tiga lapisan yaitu mulai dari lapisan terluar yaitu lapisan epidermis, dermis (corium) dan lapisan subkutis (Djojowidagdo, 1999).
Pada kulit sapi kandungan yng paling dominan adalah gelatin. Gelatin merupakan protein alami yang diekstrak dari tulang dan kulit berbagai jenis binatang seperti sapi. Molekul-molekul gelatin tersusun dari ribuan rantai asam amino. Rantai-rantai protein tersebut dihubungkan secara cross-links (interaksi-silang), karenanya terdapat lubang (rongga) diantara rantai yang dapat menahan air (Lab. of Conjugated…,2001). Gelatin bersifat tidak berwarna, transparan, mampu menyerap air 5-10 kali bobotnya, membentuk gel pada suhu 35-40°C dan larut dalam air panas, membengkak (swelling) dalam air dingin, dapat berubah secara reversible dari sol ke gel (Imeson, 1992). Komposisi kimia gelatin yang banyak terdapat pada kulit sapi terdiri dari 50,11% karbon, 6,56% hidrogen, 17,81% nitrogen, 25,26% oksigen, dan 0,26% sulfur  (Chaplin, 2003). Gelatin sebagian besar terdiri dari glysin, prolin, dan sisanya adalah 4-hidroksiprolin. Struktur tipikalnya adalah Ala-Gly-Pro-Arg-Gly-4 Hyp-Gly-Pro-. Gelatin terdiri dari banyak rantai polipeptida atau formasi helix-prolin panjang yang masing-masingnya terdiri dari 300-4000 asam amino. Larutan melalui transisi helix yang berliku-liku diikuti oleh penyatuan rantai-rantai helix dengan formasi kolagen seperti formasi helixprolin-triple/ hidroksiprolin yang memiliki banyak daerah simpangan. Interaksi silang (cross-links) secara kimia mampu merubah sifat gel, menggunakan enzim transglutaminase untuk menghubungkan lysine dan sisa glutamin (Chaplin, 2003).
Gambar 2. Kulit dan Strukturnya.













BAB    III
MATERI DAN METODE

3.1.            Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini telah dilaksanakan pada hari Senin, 08-06-2015 di Laboratorium Kimia dan Nutrisi, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru.

3.2.            Materi dan Alat Praktikum
Materi dalam praktikum ini adalah Kulit Sapi dari RPH Kota Pekanbaru (Rumah Potong Hewan) dengan kebutuhan ± 1 kg/5 lokal. Peralatan yang digunakan adalah kayu bakar, pisau, cutter, water bath, HCL 3 dan 5%, gelas kaca, loyang besi, kulkas (freezer), buku, pena dan pH Meter.

3.3.            Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah dengan cara mengikuti proses prosedur kerja yang sudah tertera dalam standar pembuatan gelatin. Dalam standar pembuatan gelatin dari kulit sapi prosedurnya memakai bagan gambar. Bagan gambar praktikum disajikan pada gambar 3.3 berikut:














Persiapan kulit sapi ± 1 kg
Penghilangan rambut pada kulit dengan dibakar
Pembakaran ± 15 menit
 



Pencucian kulit dan pemotongan kulit ± 4 cm
Perendaman kulit dengan HCL 5 % ± 10 Menit
Pemanasan dengan water bath ± 2 jam dalam 80 oC
Perlakuan shaker dengan manual yaitu pengadukan ± 2 jam
Hingga terjadi pembentukan warna keabuan pada larutan air kulit.
Air sisa dari pengadukan disaring hingga memenuhi loyang besi
Loyang dimasukkan dalam freezer dengan suhu ± 10 oC
Pembekuan dalam freezer  dilakukan selama ± 24 jam
Gelatin Kulit Sapi (dalam bentuk agar-agar namun sulit untuk dihancurkan).
 
























Tabel 1. Skema Pembuatan Gelatin dari Kulit Sapi.
BAB    IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Praktikum.

Gambar 3. Hasil praktikum kelompok 3 Gelatin Kulit Sapi.
            Hasil dari praktikum studi Teknologi Hasil Ikutan dan Limbah Olahan Peternakan yaitu dalam pembuatan gelatin dari kulit sapi telah didapatkan hasil sama dengan standar pembuatan gelatin. Metode –metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1.      Persiapan kulit
Dari proses ini, kulit telah disiapkan oleh asisten dosen sebanyak ± 1 kg kulit yang didapatkan dari Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Pekanbaru. Kulit tersebut berasal dari kulit kepala dan bagian pundak sapi potong. Syarat kulit untuk praktikum ini telah memenuhi standar kulit dalam pembuatan gelatin yaitu kulit segar, tidak cacat dipermukaan kulitnya dan berasal dari sapi yang sehat dan tidak cacat.
2.      Penghilangan rambut dengan dibakar
Proses ini dengan cara manual biasa yaitu pembakaran rambut pada kulit untuk menghilangkan dan membersihkan rambut-rambut sehingga tidak mengganggu kandungan pada hasil gelatin tersebut. Dalam praktikum ini tidak menggunakan perendaman kapur dikarenakan oleh faktor waktu yang lama.


3.      Pencucian kulit
Tahap ini untuk memungkinkan kotoran-kotoran yang melekat pada kulit hilang dan mengurangi pencemaran kotoran-kotoran seperti darah yang kering pada kulit.
4.      Perendaman dengan HCL 5%
Proses ini untuk menghilangkan sepenuhnya permukaan lapisan kulit sehingga terbentuk kulit tersebut tidak menjadi keras melainkan dari semua sisi menjadi lembut seperti gel, dan bagian ini adalah awal proses produksi dari gel gelatin.
5.      Perlakuan shaker manual
Proses ini adalah bagian hal terpenting dalam produksi gelatin. Pengadukan yang dilakukan harus terus-menerus bahkan tidak bisa berhenti sesaat sehingga akan mempengaruhi hasil gelatin yang akan produksi. Pengadukan tersebut dilakukan selama ± 2 jam dengan pengadukan searah jarum jam. Dari proses ini akan didapatkan air larutan kulit yang direndam menjadi berwarna keabu-abuan coklat.
6.      Pembekuan dalam freezer
Proses ini memerlukan waktu 12 jam untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil yang terlihat dari pembekuan yaitu Gel gelatin berbentuk seperti agar-agar yaitu kenyal namun tidak mudah pecah apabila disentuh dan berbeda dengan agar-agar yang normal apabila kita sentuh maka agar-agar pastinya akan mudah hancur. Bau dari Gel gelatin ini masih berbau amis khas kulit.




\

BAB    V
PENUTUP

5.        Kesimpulan
Dari pembahasan laporan praktikum ini didapatkan simpulan, bahwa dalam praktikum ini untuk pembuatan gelatin yaitu menggunakan beberapa tahap hingga mendapatkan produksi gel gelatin yang memiliki standar dalam pembuatan gel untuk bahan produksi pangan dan farmasi. Hasil dari pembuatan Gel gelatin kulit sapi terlihat sulit untuk dihancurkan dan ini merupakan salah satu syarat dalam produk Gelatin.

6.      Saran

Setelah dilakukan praktikum mengenai pembuatan gelatin dari kulit sapi ini diperlukan adanya pengenalan lebih lanjut kepada masyarakat tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembuatan gelatin dari kulit sapi segar supaya masyarakat tahu dan mampu menghasilkan produk gelatin yang lebih berkualitas.







DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, M. 2003. Gelatin.

Djojowidagdo, S. 1999. Histologi Sebagai Ilmu Dasar dan Perannya dalam Pengembangan IPTEK Pengolahan Kulit. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Imeson, A. 1992. Thickening & Gelling Agent for Food. Di dalam T. Haryati. 2002. Aplikasi Gelatin Tipe A Berbahan Baku Kulit Sapi Pada Produk Susu Pembersih. Skripsi-FMIPA. IPB. Bogor.

Laboratory of Conjugated Organic Materials & Superconductors, Staff. 2001. Eksperimental and Technological Aspects of Modern Optics-Manual. Dept. of Physics. ITB. Bandung.

http://masterfoodscience.blogspot.com/2013/07/gelatin.html